Nama : riyani puspitasari
Kelas : 3A BK
Program studi Bimbingan dan Konseling
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka
DASAR
MENGAJAR MEMBIMBING DISKUSI KELOMPOK KECIL
Kelompok diskusi :
dibentuk kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai enam murid.
Murid-murid itu mendiskusikan sesuatu bersama, misalnya pergaulan dengan orang
tua, pergaulan dengan jenis yang lain, kesukaran dalam belajar. Masalah yang di
diskusikan itu ditentukan oleh ahli bimbingan, untuk menolong murid ahli
bimbingan dapat merumuskan satu atau dua pertanyaan yang harus di jawab oleh
kelompok diskusi. Namun harus dipertimbangkan apakah murid-murid sudah
mempunyai pengalaman cukup banyak untuk mendiskusikan masalah tertentu,
misalnya soal baik/buruknya penggunaan bahan narkotika tidak dapat dijadikan
bahan diskusi kelompok. Pembicaraan suatu masalah dalam kelompok diskusi kecil
sangat berguna, karena murid masing-masing dapat mengambil manfaat dari
pengalaman dan gagasan teman, pemecahan masalah yang ditemukan bersama akan di
terima dengan lebih rela dari pada bila ahli bimbingan langsung mengemukakan
pemecahan tertentu. Tidak semua syarat teknik berdiskusi kelompok harus
diperhatikan, diskusi kelompok dalam rangka bimbingan tidak boleh menjadi
terlalu formal.
Ada kemungkinan dibuat
kombinasi antara pelajaran bimbingan dan kelompok diskusi. Pelaksanaannya
sebagai berikut : murid membalikkan tempat duduknya, sehingga terbentuk
kelompok-kelompok kecil (empat atau enam murid). Ahli bimbingan memberikan satu
atau dua pertanyaan untuk didiskusikan dalam kelompok, selama murid berdiskusi
ahli bimbingan berkeliling. Sesudah kurang lebih 20 menit kelompok menyerahkan
laporan hasil diskusi itu kepada ahli bimbingan. Hasil laporan-laporan itu
diolah bersama dengan murid. Sesudah pengolahan selesai, ahli bimbingan
memberikan tanggapan yang bertujuan melengkapi atau menyempurnakan gagasan yang
telah dikemukakan oleh murid. Tanggapan dari ahli bimbingan baik juga di catat
oleh murid untuk dilihat kembali pada lain waktu.
1.
Pengertian
Diskusi
Diskusi merupakan suatu
percakapan atau pembicaraan antara dua orang atau lebih. Akan tetapi, tidak
semua percakapan atau pembicaraan dapat disebut diskusi. Ada beberapa syarat
yang harus dipenuhi, dengan maksud agar pembicaraan itu benar-benar bermanfaat
dan berlangsung secara efektif.
Diskusi kelompok kecil
ialah percakapan dalam kelompok yang memenuhi syara-syarat tertentu, yaitu :
a. Melibatkan
kelompok yang banyak anggotanya berkisar antara 3-9 0rang (5-9 orang).
b. Berlangsung
dalam interaksi secara bebas (tidak ada tekanan dan paksaan), artinya semua
anggota kelompok mendapat kesempatan untuk saling mendengar serta berkomunikasi
satu dengan yang lain.
c. Mempunyai
tujuan tertentu yang akan dicapai dengan kerjasama antar anggota kelompok.
d. Berlangsung
menurut proses yang teratur, sistematis, menuju suatu kesimpulan.
2.
Penggunaan
dalam kelas
Tujuan penggunaan
diskusi kelompok dalam proses belajar-mengajar di kelas, disamping sebagai alat
untuk mencapai tujuan instruksional, juga dimaksudkan untuk memperoleh berbagai
keuntungan yang lain. Keuntungan-keuntungan itu antara lain siswa dapat saling
bertukar informasi atau pengalaman dalam menjelajahi gagasan baru atau masalah
yang harus dipecahkan oleh mereka, dapat mengembangkan kemampuan untuk berfikir
dan berkomunikasi, serta keterlibatannya dalam perencanaan dan pengambilan
keputusan dapat meningkat.
Penggunaan diskusi
kelompok dalam tingkat sekolah dasar dan sekolah lanjut masih banyak memerlukan
bimbingan dari guru. Pelaksanaan diskusi kelompok dikelas akan berlangsung
secara efektif jika siswa memiliki keterampilan untuk melaksanakan diskusi,
baik sebagai anggota kelompok maupun sebagai pemimpin kelompok.
Ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan agar pelaksanaan diskusi kelompok dapat berlangsung dengan
tertib dan efektif, antara lain :
a. Diskusi
hendaknya berlangsung dalam “iklim terbuka”
Diskusi
hendaknya terjadi dalam suasana persahabatan yang ditandai oleh kehangatan
hubungan antarpribadi, kesediaan menerima dan mengenal lebih jauh topic
diskusi, keantusiasan berpartisipasi, serta kesediaan menghargai pendapat orang
lain.
Iklim
diskusi yang baim (terbuka) dapat diketahui dengan indikator-indikator sebagai
berikut :
1) Peserta
diskusi mendengarkan dengan baik dan berusaha memahami apa yang dikatakan oleh
orang lain dengan sungguh-sungguh.
2) Kadang-kadang
peserta diskusi meminta penjelasan,
3) Menyodorkan
atau meminta banyak fakta dan pengetahuan.
4) Peserta
diskusi memberikan pengalaman-pengalaman beserta contoh-contohnya.
5) Mendukung
atau menyatakan persetujuan.
6) Peserta
diskusi menentang atau menyangkal pendapat peserta yang lain.
7) Peserta
menyimpulkan hasil diskusi bersama-sama.
8) Mencegah
terjadinya perpecahan dalam kelompok
9) Melaksanakan
semua yang diputuskan dalam musyawarah.
b. Kegiatan
diskusi dapat berlangsung secara efektif jika didahului oleh perencanaan dan
persiapan yang matang
Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam perencanaan dan persiapan diskusi, antara lain :
1) Pemilihan
topik
Topic
yang dipilih hendanya sesuai dengan tujuan yang akan dicakup, dan minat serta
kemampuan siswa juga bermakna bagi peningkatan kemampuan berfikir siswa.
Pemilihan topik dapat dilakukan oleh guru sendiri, oleh guru bersama siswa,
atau oleh siswa sendiri.
2) Perumusan
masalah
Masalah
hendaknya yang mengandung jawaban yang kompleks, bukan jawaban tunggal.
Artinya, masalah itu mengandung berbagai macam jawaban yang benar. Perbedaannya
hanya pada kadar atau tingkat kebenarannya, atau berbeda sudut pandang serta
arah peninjauannya.
3) Penyiapan
informasi pendahuluan
Sediakan
informasi pendahuluan yang berhubungan dengan topic agar siswa memiliki latar
belakang pengetahuan yang sama. Kegiatan pendahuluan ini dapat membaca artikel,
mengadakan wawancara, observasi, menyaksikan film dan lain-lain.
4) Penyiapan
diri sebaik-baiknya sebagai pemimpin diskusi
Guru
harus benar-benar siap sebagai sumber informasi, sebagai motivator, hingga
kemudian mampu memberikan penjelasan, memberikan pertanyaan-pertanyaan yang
dapat memotivasi siswa, memahami kesulitan yang dialami siswa, dan sebagainya.
5) Penetapan
besar kelompok siswa
Besar
kelompok yang efektif berkisar 5-9 orang. Sebagai menentukan besar kelompok, antara lain : pengalaman,
kematangan dan keterampilan siswa, tingkat kekompakkan siswa, intensitas minat,
latar belakang pengetahuan, dan keterampilan guru memimpin diskusi.
6) Pengaturan
tempat duduk
Tempat
duduk harus diatur agar antara anggota-anggota kelompok dapat saling beradu
pandang (tatap muka), serta pemimpin diskusi berada dalam posisi yang
memungkinkan dia berhadapan muka dengan semua anggota kelompok.
c. Pemanfaatan
secara maksimal kekuatan/keuntungan diskusi
Kekuatan/keuntungan
diskusi antara lain :
a) Hasil
keputusan kelompok lebih kaya (berasal dari berbagai sumber), dari pada hasil
pemikiran individu.
b) Anggota
kelompok sering dimotivasi oleh kehadiran anggota kelompok lain.
c) Anggota-anggota
yang pemalu lebih bebas mengemukakan pendapat atau pikirannya dalam kelompok
kecil.
d) Anggota
kelompok lebih merasa terikat dalam melaksanakan keputusan kelompok, karena
mereka terlibat didalam proses pengambilan keputusan.
e) Diskusi
kelompok dapat meningkatkan pemahaman terhadap diri, maupun pemahaman terhadap
orang lain.
d. Menghindari
atau mengurangi kelemahan-kelemahan diskusi kelompok
Kelemahan-kelemahan
diskusi kelompok antara lain adalah :
a) Diskusi
kelompok memerlukan waktu yang lebih banyak dari pada cara belajar biasa.
b) Dapat
memboroskan waktu, terutama jika terjadi hal-hal negative seperti pengarahan
yang kurang tepat, pembicaraan yang berlarut-larut, penyimpangan yang tidak
ditegur, penampilan yang kurang baik.
c) Anggota
yang pendiam atau pemalu sering tidak mendapat kesempatan mengemukakan
pendapatnya.
d) Jika
pemimpin kurang bijaksana, diskusi hanya didominasi oleh orang-orang tertentu.
3.
Komponen-komponen
keterampilan
Dalam melaksanakan
tugas sebagai pemimpin diskusi kelompok, perlu dimiliki enam macam
keterampilan, yaitu :
a) Memusatkan
perhatian
b) Memperjelas
masalah
c) Menganalisis
pandangan siswa
d) Mampu
meningkatkan urunan siswa
e) Menyebarkan
kesempatan berpartisipasi
f) Menutup
diskusi.
Hasibuan,dkk. 1998. proses belajar mengajar, remadja karya, cv. bandung
W.S Winkel. 1989. bimbingan konseling di sekolah menengah, PT Gramedia, Jakarta